bagian yang tidak di dalam
Dinegeri yang disebut tempat kelahiran sepak bola modern itu, berdiri badan resmi yang mengatur sepak bola pada 26 Oktober 1863, bernama English Football Assosiasion (FA). Kaki bagian dalam bisa dimanfaatkan untuk menendang bola saat mengoper pada teman yang jaraknya tidak terlalu jauh. Cara menendang bola dengan kaki bagian dalam yang
yangmengelilingi putik. Bagian tangkai sari yang tidak berlekatan sangat pendek, yang terletak di ujung dan mendukung kepala sari. b) Putik Putik biasanya terletak di bagian tengah bunga dan dikelilingi oleh banyak benang sari. Bagian-bagian putik adalah kepala putik, tangkai putik, dan bakal buah. Bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji.
MaknaBangunan yang terdapat di dalam Pura. 1. Candi Bentar. Candi Bentar merupakan pintu masuk yang membatasi antara bagian Nista Mandala dengan bagian luar Pura. Candi Bentar dianggap sebagai perwujudan dari pangkal gunung Maha Meru, oleh karena itu dianggap kurang sakral daripada Kori Agung. Biasanya area sirkulasi dari candi bentar dibuat
1 Pastikan tidak ada yang menghalangi lensa kamera. Hal ini memang sudah tidak perlu diragukan lagi, tetapi tetap pastikan tidak ada stiker, debu, atau objek lain yang menghalangi lensa. Jika kamera web bawaan komputer memiliki penutup privasi plastik, pastikan penutup sudah dibuka agar lensa dapat terlihat.
Furunkelatau yang lebih umum dikenal sebagai bisul adalah infeksi pada folikel rambut. Bisul bisa terjadi di bagian tubuh mana saja, termasuk ketiak. Bisul disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus yang masuk lewat kerusakan kulit.. Bakteri S. aureus dapat ditemukan di mana saja.Oleh karena itu, menjaga kebersihan diri amat membantu.
Meilleurs Sites De Rencontres Haut De Gamme. Bahkan, beberapa memiliki septum yang bengkok, atau yang disebut dengan deviasi septum. 2. Rongga hidung Setelah udara melewati lubang hidung, udara akan memasuki cavum nasi. Cavum nasi adalah rongga dalam anatomi hidung Anda, yang juga terbagi menjadi beberapa bagian. Nasal vestibule Bagian pertama yang akan dijumpai adalah nasal vestibule, yaitu ruangan yang terletak tepat di balik hidung bagian depan. Nasal vestibule ini dilapisi oleh jaringan epitel yang memiliki bulu-bulu kasar. Bulu ini disebut juga dengan bulu hidung atau silia. Di dalam nasal vestibule ini, terdapat bulu hidung dalam jumlah yang banyak. Ketika ada partikel udara yang besar, seperti debu, pasir, bahkan serangga yang masuk ke dalam lubang hidung akan terperangkap di rambut-rambut ini. Bulu-bulu hidung berfungsi menghadang benda asing selain udara masuk lebih dalam ke rongga hidung. Konka Setelah melewati nasal vestibule dan lolos dari bulu-bulu hidung, selanjutnya udara akan masuk ke anatomi hidung yang lebih dalam melalui bagian bernama konka. Konka adalah lekukan pada rongga hidung bagian dalam dan memiliki 3 bagian, yaitu superior atas, tengah, serta inferior bawah. Di bagian hidung ini, udara akan diproses dan diubah suhunya sesuai dengan temperatur tubuh. Di sini pula saraf olfaktori atau saraf penciuman yang terletak di langit-langit konka akan mendeteksi bau dari udara yang masuk. Rangsangan bau ini yang kemudian disampaikan ke otak, hingga akhirnya otak menyimpulkan bau apa yang sedang dicium saat itu. Setelah udara melewati konka, maka udara akan diteruskan masuk ke arah nasofaring, yakni ruangan yang menghubungkan antara hidung dan rongga mulut. Selanjutnya, udara akan masuk ke dalam organ lainnya di luar rongga hidung yakni laring, trakea, hingga diproses menuju ke paru-paru. 3. Membran mukosa Seluruh bagian dalam anatomi hidung Anda dilapisi oleh jaringan tipis yang disebut dengan membran mukosa. Membran mukosa berfungsi untuk mengatur suhu udara yang masuk serta melembapkan hidung. Nah, fungsi lain dari membran mukosa adalah menghasilkan lendir yang Anda kenal dengan sebutan ingus. Fungsi dari lendir tersebut adalah menangkap benda-benda asing yang masuk ke dalam hidung. Terkadang, membran mukosa dapat bermasalah, sehingga tidak dapat melembapkan hidung dengan baik, misalnya seperti mengalami peradangan dan pembengkakan. Akibatnya, Anda bisa terkena berbagai macam gangguan hidung, mulai dari polip hidung, pilek, hingga rhinitis. 4. Sinus Sinus adalah rongga yang terletak di dekat hidung. Lubang yang mengarah ke sinus juga termasuk dalam bagian struktur rongga hidung Anda. Fungsi sinus adalah untuk meringankan beban di tulang tengkorak, berperan dalam suara manusia, serta menghasilkan lendir untuk melembapkan hidung. Ya, terdapat pula membran mukosa yang melapisi bagian dalam rongga sinus. Ketika sinus mengalami peradangan dan pembengkakan akibat infeksi, kondisi tersebut dinamakan dengan sinusitis. Fakta-fakta lain tentang anatomi hidung Anda Fungsi hidung sebagai organ pernapasan dan penciuman mungkin tak perlu lagi diperdebatkan. Namun, ada beberapa fakta lain tentang hidung yang mungkin belum pernah Anda sebelumnya. Penasaran? Berikut fakta-faktanya 1. Hidung membentuk suara Anda Anda mungkin tidak menyangka bahwa hidung juga berperan dalam membentuk suara yang keluar saat Anda berbicara atau menyanyi. Memang, suara dihasilkan oleh laring, namun hanya berupa getaran saja. Menurut Cleveland Clinic, getaran tersebut yang kemudian terpantul ke bagian anatomi hidung dan sinus, yang disebut juga dengan resonansi suara. 2. Hidung melindungi tubuh Anda Dari penjelasan sebelumnya, Anda juga menyadari bahwa bulu-bulu dan lendir di dalam hidung mencegah benda-benda asing masuk. Hal tersebut membantu agar udara yang kita hirup menjadi lebih bersih dan tidak terkontaminasi bakteri atau virus. Tak hanya menjaga kekebalan tubuh, fungsi penciuman pada anatomi hidung juga melindungi Anda dari bahaya, lho. Kita perlu indera penciuman untuk mendeteksi asap, makanan basi, dan gas beracun lainnya. Sayangnya, terkadang indera penciuman bisa terganggu akibat kondisi kesehatan tertentu, sehingga Anda harus lebih berhati-hati. Salah satu jenis gangguan penciuman tersebut dinamakan dengan anosmia, yaitu kondisi ketika hidung tidak dapat mengendus bau dengan baik. 3. Manusia dapat mendeteksi hampir satu triliun aroma berbeda Dalam anatomi hidung, terdapat sekitar 12 juta sel reseptor pada saraf penciuman Anda. Sel reseptor ini berfungsi untuk mengenali berbagai macam bau. Ketika suatu aroma masuk ke hidung, partikel-partikel ini akan masuk ke puncak konka hidung, yaitu tempat di mana saraf penciuman bersarang. Di sini, bau yang terdeteksi oleh reseptor penciuman mengaktifkan saraf untuk mengirimkan sinyal ke otak. Kombinasi dari berbagai saraf yang diaktifkan mendaftarkan setiap bau unik yang dapat kita deteksi.
Usus halus adalah organ berbentuk saluran panjang yang menyerap zat gizi dari makanan serta menjalankan sejumlah fungsi lainnya pada proses pencernaan. Usus halus terdiri dari beberapa bagian dengan kegunaannya masing-masing. Berikut berbagai hal yang perlu Anda ketahui seputar kesehatan usus halus Anda. Apa yang terjadi di dalam usus halus? Makanan yang Anda telan dicerna oleh otot lambung dan diuraikan dengan bantuan enzim. Hasil pencernaan ini berbentuk bubur halus yang disebut sebagai kim. Kim lalu bergerak menuju usus halus untuk melewati proses pencernaan selanjutnya. Usus halus adalah tempat penguraian kim lebih lanjut dan penyerapan zat-zat gizi. Di dalam usus halus, kim bercampur dengan berbagai enzim pencernaan dan terurai menjadi molekul-molekul paling kecil yang bisa diserap oleh otot usus. Proses pencernaan dan penyerapan makanan dalam usus halus dibantu oleh gerakan peristaltik usus. Gerak peristaltik terjadi akibat kontraksi dan relaksasi dinding otot usus halus sehingga menghasilkan gerakan seperti gelombang. Gerakan ini membuat makanan dapat bergerak di sepanjang usus serta membantu mencampur makanan dengan enzim-enzim pencernaan. Makanan yang telah diubah menjadi bentuk terkecil kemudian dapat diserap oleh usus dan diedarkan oleh darah. Bagian-bagian usus halus dan fungsinya Usus halus merupakan bagian penting dari sistem pencernaan yang menjadi tempat penguraian dan penyerapan zat gizi dari makanan. Usus halus menjalankan fungsi ini dengan melibatkan sistem saraf, peredaran darah, dan otot-otot yang bekerja sama. Rata-rata, panjang usus halus berkisar antara 3 – 5 meter. Organ ini memanjang dari bagian dasar lambung yang disebut pilorus hingga ileocaecal junction, yakni area pertemuan antara bagian akhir usus halus dengan bagian awal usus besar. Usus halus terbagi menjadi tiga bagian, yaitu duodenum usus dua belas jari, jejunum usus kosong, dan ileum usus penyerapan. Berikut ciri-ciri dan perbedaan fungsi di antara ketiganya. 1. Duodenum usus dua belas jari Duodenum adalah bagian terpendek dari usus halus, dengan panjang kira-kira 20 – 25 cm. Bagian awal duodenum berbatasan dengan pilorus, sedangkan bagian akhirnya menyatu dengan bagian awal jejunum usus kosong. Usus dua belas jari berbentuk lengkungan seperti huruf C yang mengelilingi organ pankreas. Letaknya yang dekat dengan kelenjar pencernaan membuat duodenum lebih mudah menerima enzim pencernaan dari pankreas serta cairan empedu dari hati. Fungsi duodenum pada usus halus adalah sebagai tempat awal terjadinya penyerapan makanan. Selama berada dalam duodenum, makanan akan diuraikan menjadi zat-zat gizi yang lebih sederhana lagi agar dapat diserap dan diedarkan oleh darah. 2. Jejunum usus kosong Jejunum adalah bagian usus halus setelah duodenum. Panjangnya kira-kira 2,5 meter dan lapisan dalamnya tersusun atas banyak lipatan yang disebut jonjot usus atau vili. Vili bertugas dalam memperluas permukaan usus halus sehingga zat-zat gizi dapat diserap dengan sempurna. Fungsi utama jejunum adalah menyerap gula, asam amino, dan asam lemak. Setelah zat-zat gizi ini diserap seluruhnya, makanan yang telah dicerna akan bergerak menuju bagian akhir usus halus yang disebut ileum. 3. Ileum usus penyerapan Ileum usus penyerapan adalah bagian terakhir dari usus halus. Panjangnya sekitar 3 meter dan bagian akhirnya berbatasan dengan sekum. Sekum merupakan bagian awal usus besar yang berbentuk seperti kantong. Fungsi utama dari bagian akhir usus halus adalah menyerap zat-zat gizi yang belum terserap oleh duodenum atau jejunum. Zat yang umumnya diserap oleh ileum yaitu vitamin B12 dan garam empedu yang akan didaur ulang menjadi cairan empedu. Penyakit yang menyerang fungsi usus halus Ada banyak masalah pada sistem pencernaan yang dapat menyerang usus halus. Berikut beberapa contoh yang paling umum. 1. Infeksi usus Usus halus dapat mengalami infeksi bakteri Helicobacter pylori. Infeksi biasanya ditandai dengan sakit perut, mual dan muntah, serta diare. Jika tidak ditangani, infeksi dapat menimbulkan peradangan parah pada dinding usus halus. 2. Tukak lambung Tukak lambung merupakan luka pada dinding lambung atau usus halus karena terkikis oleh asam lambung secara terus-menerus. Penyakit ini umumnya berawal dari infeksi bakteri H. pylori atau konsumsi obat pereda nyeri antiradang dalam jangka panjang. 3. Perdarahan usus Infeksi, tukak, maupun penyakit lainnya pada usus halus yang tidak lekas ditangani bisa menyebabkan perdarahan pada usus halus. Kondisi ini biasanya ditandai dengan perubahan warna feses menjadi gelap atau hitam. 4. Perlengketan usus Perlengketan usus merupakan kondisi ketika jaringan organ pencernaan menempel pada dinding abdomen perut. Kondisi ini terjadi akibat luka pada jaringan antarorgan. Luka membuat jaringan dan usus menempel karena permukaannya menjadi lengket. 5. Penyumbatan usus Penyumbatan usus bisa mengganggu fungsi usus halus dalam menyalurkan makanan yang telah dicerna. Penyumbatan dapat disebabkan oleh perlengketan usus, hernia benjolan akibat bagian usus melesak ke luar dinding perut, kanker, dan obat tertentu. 6. Penyakit celiac Penyakit celiac merupakan gangguan autoimun yang menyerang fungsi usus halus. Penderita penyakit celiac mengalami peradangan dan luka pada usus halus yang dipicu oleh makanan mengandung gluten. 7. Penyakit Crohn Penyakit Crohn dapat menyebabkan peradangan pada berbagai bagian saluran cerna. Diperkirakan, sepertiga penderita mengalami peradangan pada ileum. Gejalanya antara lain sakit perut, diare, dan penurunan berat badan secara mendadak. Usus halus merupakan organ yang sangat penting dalam sistem pencernaan. Selain menyalurkan makanan yang telah dicerna, usus halus juga mempunyai fungsi dalam penguraian makanan lebih lanjut dan penyerapan zat-zat gizi. Penyakit yang memengaruhi usus halus juga dapat memengaruhi kemampuan tubuh dalam menyerap zat gizi. Dengan menjalani gaya hidup dan pola makan sehat, Anda bisa menjaga kesehatan usus halus dan mendukung proses pencernaan secara keseluruhan.
Struktur Artikel Ilmiah1. Judul2. Baris Kepemilikan3. Abstrak4. Kata Kunci5. Pendahuluan6. Metode Penelitian7. Hasil8. Pembahasan9. Simpulan10. Daftar Pustaka Struktur artikel ilmiah merupakan salah satu unsur yang harus terkandung di dalam artikel ilmiah. Seperti yang Anda tahu, dalam membuat artikel ilmiah, penulis harus mempertimbangkan berbagai unsur yang harus ada atau harus tercantum di dalam artikel ilmiah tersebut. Selain struktur artikel ilmiah ada berbagai unsur lain yang harus termuat. Hal ini karena penulisan artikel ilmiah memang harus baku dan didesain dengan memuat berbagai unsur yang mendukung fakta penelitian atau fakta temuan sehingga ditulis dengan tata cara penulisan ilmiah yang baku, sesuai, dan juga harus disesuaikan dengan konvensi ilmiah yang berlaku. Secara umum, artikel ilmiah itu terdiri dari adanya judul artikel, nama penulis, alamat email penulis, abstrak, pendahuluan, bahan, metode penulisan atau penelitian, hasil temuan, diskusi, kesimpulan, dan juga daftar pustaka atau referensi. Semua unsur tersebut termasuk di dalam struktur artikel ilmiah yang akan dibahas pada artikel kali ini. Struktur Artikel Ilmiah Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, struktur artikel ilmiah merupakan salah satu unsur yang harus lengkap atau tercantum di dalam artikel ilmiah. Tapi apa sebenarnya pengertian dari struktur artikel ilmiah itu? Sebelum membahas struktur artikel ilmiah, perlu diketahui bahwa di dalam artikel ilmiah yang akan dimuat ke dalam jurnal biasanya terbit dan terbuat dengan sumber dari hasil penelitian atau hasil kajian dari adanya suatu permasalahan yang berdasarkan pada hasil pemikiran. Selain itu, artikel ilmiah juga berasal dari studi kepustakaan yang relevan, sehingga jika diartikan, artikel ilmiah ini menjadi dasar dari hasil penelitian secara umum dan terdiri atas beberapa aspek yang meliputi struktur artikel ilmiah. Berbagai aspeknya di antaranya adalah judul, identitas penulis, abstrak, kata kunci, pendahuluan, metode penelitian, hasil, pembahasan, simpulan, hingga daftar pustaka. Semuanya tadi termasuk di dalam struktur artikel ilmiah yang harus ada atau harus tercantum di dalam artikel ilmiah dan disusun secara sistematis, baku, dan menggunakan bahasa yang sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia PUEBI. Karena artikel ilmiah ini sifatnya formal dan bahkan harus sesuai dengan aturan, maka terciptalah struktur artikel ilmiah yang tujuannya memberi pedoman atau aturan mengenai bagaimana menulis artikel ilmiah yang baik, tepat, dan sesuai. Dengan demikian, maka tujuan dibuatnya artikel ilmiah akan mampu dipahami oleh pembaca. Penulis juga akan lebih mudah dalam menulis dan mengimplementasikan hasil penelitian atau temuannya ke dalam sebuah artikel ilmiah jika artikel ilmiah tersebut disusun sistematis berurutan, sesuai dengan struktur artikel ilmiah. Di bawah ini merupakan beberapa pengertian dan penjelasan mengenai bagaimana dan apa saja struktur artikel ilmiah itu. 1. Judul Sama halnya di berbagai karya ilmiah lainnya, artikel ilmiah memiliki struktur artikel ilmiah yaitu judul. Judul yang terdapat di dalam artikel ilmiah tidak harus sama dengan judul yang terdapat pada laporan penelitian. Judul artikel ilmiah biasanya dicantumkan juga identitas penulis berupa nama penulis tanpa gelar dan lembaga atau instansi yang bertugas. Judul dalam struktur artikel ilmiah merupakan bentuk dari jiwa, semangat, esensi, inti, dan juga cira secara keseluruhan dari isi sebuah artikel ilmiah yang Anda tulis. Oleh sebab itu, dalam menciptakan atau menulis judul biasanya serupa dengan label. Hal ini karena judul seolah meringkas atau menangkap dan menjadi wadah terhadap keseluruhan substansi subjek yang ditangani. Selain itu, judul di dalam sebuah artikel ilmiah akan menjadi penentu nasib apakah artikel ilmiah tersebut menarik hati pembaca akan dibaca pembaca, apakah dapat ditelaah dan juga diacu, apakah judul di dalam artikel ilmiah mampu dimanfaatkan. Sehingga judul harus ditulis dengan menarik agar pembaca tertarik membaca artikel ilmiah tersebut dimulai dari judul. Jika judul dibuat apa adanya dan tidak menarik, maka artikel ilmiah yang Anda buat akan sia-sia dan bahkan diacuhkan oleh pembaca, tidak dipedulikan, atau bahkan dilewati sehingga terbuang begitu saja. Dibutuhkan waktu, latihan, dan juga kebiasaan untuk menulis dan menciptakan judul yang menarik. Anda harus menyediakan waktu khusus untuk berpikir dan menyiapkan formulasi judul artikel ilmiah yang baik dan menarik dan tentu saja judul di dalam artikel ilmiah tersebut harus mengungkapkan isi dari keseluruhan artikel. Baca Juga Artikel Ilmiah Pengertian, Fungsi, Ciri-Ciri dan Sistematikanya Jenis Karya Ilmiah yang Wajib Diketahui 11 Langkah Menulis Karya Ilmiah yang Efektif 2. Baris Kepemilikan Bagian kedua dari struktur artikel ilmiah adalah baris kepemilikan. Baris kepemilikan ini merupakan bagian dari struktur artikel ilmiah yang merupakan integral dari suatu artikel ilmiah yang merujuk terhadap hak yang dimiliki oleh pengarang atau hak kepengarangan dan hak kepemilikannya. Artinya, baris kepemilikan ini harus sesuai dengan lembaga atau instansi tempat dilakukannya kegiatan tersebut. Bisa disebut juga bahwa baris kepemilikan ini memberi informasi bahwa penulis artikel ilmiah tersebut merupakan bagian atau di bawah naungan lembaga atau instansi tertentu. Dengan demikian, baris kepemilikan ini penting sebagaimana merupakan penjelasan terkait pemegang hak cipta atau hak untuk memperbanyak dan juga menyebarluaskan adanya suatu artikel ilmiah yang mana menjadi artikel ilmiah berkala tempat diterbitkannya artikel ilmiah yang dimaksud tersebut. 3. Abstrak Struktur artikel ilmiah selanjutnya adalah abstrak. Abstrak biasanya memuat mengenai inti permasalahan atau tujuan, bagaimana cara penelitian yang dilakukan di dalam artikel ilmiah tersebut, dan bagaimana hasil dan simpulan yang terdapat di dalam suatu artikel ilmiah tersebut. Abstrak ini disusun menggunakan dua bahasa, yaitu bahasa Inggris dan diberi terjemahan bahasa Indonesia, atau menggunakan salah satu saja, tergantung bagaimana penerbit atau instansi yang bersangkutan. Biasanya di bagian akhir abstrak, akan ditulis berbagai kata kunci yang ada di dalam abstrak tersebut atau yang juga biasa disebut keywords. Jika dijabarkan secara lebih terperinci, abstrak merupakan penyajian singkat dari keseluruhan artikel yang merupakan bagian artikel kedua yang paling banyak dibaca setelah judul di dalam struktur artikel ilmiah. Oleh sebab itu, biasanya abstrak juga tak kalah ikut menentukan bagaimana nasib dari artikel selanjutnya. Apakah artikel tersebut akan dibaca oleh pembaca sampai selesai atau tidak dipertimbangkan sama sekali sehingga menjadi sia-sia. Sehingga yang dapat dipahami, membuat abstrak ini juga harus serius dan juga dirancang dengan formulasi yang sangat matang. Terlebih jika abstrak menggunakan bahasa Inggris, struktur kalimat di dalam bahasa Inggris yang digunakan harus sesuai dan tepat. Hal ini karena banyak sekali yang menggampangkan penulisan abstrak dalam bahasa Inggris sehingga hanya mengandalkan Google Translate sebagai alat bantu. Padahal terjemahan di dalam Google Translate tidak selamanya tepat, sehingga justru bisa memicu atau menimbulkan pengertian ganda. Perlu diketahui, penulisan seberapa abstrak tersebut sudah diatur oleh UNESCO dan ditetapkan bahwa penulisan abstrak tidak boleh lebih dari 200 kata. Biasanya masih banyak penulis yang menggunakan istilah ringkasan atau summary dalam menulis abstrak. Akan tetapi kini sudah disepakati bahwa ringkasan merupakan abstrak yang lebih diperluas lagi. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, struktur artikel ilmiah yakni abstrak juga harus ditulis secara sistematis. Abstrak mengandung pokok masalah dan tujuan penelitian, menunjukkan pendekatan atau metode yang digunakan untuk memecahkan masalah, dan bagaimana cara penulis atau peneliti dapat menyuguhkan temuan penting serta simpulan yang didapat. 4. Kata Kunci Struktur artikel ilmiah yang selanjutnya adalah kata kunci. Kata kunci ini biasanya terletak di bagian bawah abstrak dan biasanya terdiri dari beberapa kata kunci atau keyword yang digunakan di dalam abstrak dan di dalam artikel ilmiah. Biasanya, kata kunci atau keyword terdiri dari 3 – 5 kata yang mana kata-kata tersebut tidak boleh mengulang judul. Tapi apa itu kata kunci itu? Kata kunci atau keyword merupakan pilihan kata yang memiliki makna yang terkandung di dalam sebuah artikel ilmiah atau di dalam dokumen yang kemudian dapat digunakan untuk dapat melakukan indeksasi mengenai kandungan isi yang tercantum di dalamnya. Biasanya, kata kunci atau keyword ini sengaja disajikan untuk membantu pembaca. Kata kunci atau keyword ini membantu pembaca untuk mencari artikel yang relevan atau artikel yang terkait dengan permasalahan yang sedang mereka hadapi. Oleh sebab itu, dalam memilih kata kunci atau keyword yang digunakan, pembaca hanya perlu memasukkan berbagai kata kunci di dalam mesin pencari internet dan pembaca akan menemukan artikel apa yang sesuai dengan permasalahannya. Oleh sebab itu, keberadaan dan juga manfaat kata kunci sangat besar, apalagi dalam beberapa tahun belakangan ini. Mengapa demikian? Biasanya deretan kata kunci atau keyword yang ada di dalam berbagai artikel ilmiah yang diterbitkan dan ditulis atau penulis yang biasanya disajikan di dalam abstrak ini menjadi penentu artikel ilmiah apa yang diminati untuk dibaca atau bahkan dijadikan referensi. 5. Pendahuluan Masuk ke struktur artikel ilmiah selanjutnya yang juga tak kalah penting yaitu adalah struktur artikel ilmiah pendahuluan. Struktur artikel ilmiah yaitu pendahuluan berisi mengenai apa latar belakang masalah yang ada di dalam artikel ilmiah tersebut; mengenai mengapa masalah tersebut diteliti, bagaimana rumusan masalahnya, bagaimana tinjauan pustakanya, hingga bagaimana keterangan yang berkaitan dengan tulisan. Biasanya, di dalam pendahuluan memuat rujukan yang ditunjukkan dengan menulis nama penulis dan juga menulis tahun penerbitan artikel ilmiah tersebut. Di dalamnya juga memuat mengenai landasan teori yang terkandung di dalam artikel ilmiah tersebut. Lebih jelasnya, pendahuluan dapat diartikan sebagai bagian yang menguraikan apa saja yang menjadi permasalahan yang tentu saja berhubungan dengan penelitian sekaligus menjadi sajian parameter yang digunakan di dalam penelitian tersebut. Sama halnya seperti bagian atau struktur artikel ilmiah yang lain, bagian pendahuluan ini juga harus disajikan dengan menarik. Agar menarik, penulisan pendahuluan ini bisa dilakukan dengan menonjolkan masalah yang dibahas di dalam artikel ilmiah secara tuntas dan juga menonjolkan tentang artikel yang sudah dipublikasikan oleh orang lain dan relevan. Pada dasarnya, yang ditonjolkan di dalam suatu pendahuluan adalah bagaimana argumentasi penulis mengenai masalah yang harus diselesaikannya di dalam artikel ilmiah tersebut. Selain pengertian secara umum, seorang ahli yakni Achmadi dalam Ghufron 20145 memaparkan bahwa struktur artikel ilmiah yaitu pendahuluan ini berisi mengenai paparan mengenai penelusuran dan kepustakaan atau teori yang relevan dengan masalah yang dibahas. Di dalam paparan tersebut, memiliki tujuan yaitu untuk menyusun kerangka atau konsep yang kemudian digunakan di dalam penelitian. Baca Juga 8 Asas Penulisan Karya Ilmiah yang Wajib Dikuasai Manfaat Membuat Buku Karya Ilmiah 3 Anatomi Menulis Abstrak Karya Ilmiah 6. Metode Penelitian Struktur artikel ilmiah yang selanjutnya dibangun dari adanya metode penelitian di dalam artikel ilmiah. Metode ilmiah ini biasanya menguraikan mengenai bagaimana cara-cara yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian yang di dalamnya mencakup subjek penelitian, populasi, dan juga sampel, juga pengumpulan data dan juga teknik analisis data. Metode penelitian di dalam artikel ilmiah ini kemudian menjadi wadah yang mampu menampung rancangan penelitian secara gratis karena memuat berbagai hal tadi, yaitu mengenai data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengambilan data, teknik analisis data, dan validitas data. Perlu diketahui, di dalam metode penelitian memiliki hal penting yang harus dipahami yaitu mengenai bagaimana proses kerja atau langkah-langkah apa yang dilakukan di dalam penelitian, tetapi berbeda dengan berbagai definisi yang ada di dalamnya. 7. Hasil Setelah metode penelitian yang terdapat di dalam struktur artikel ilmiah, terdapat struktur lain yaitu hasil. Ada beberapa artikel ilmiah yang menggabungkan dua struktur yakni hasil dan pembahasan, ada pula yang membedakan kedua struktur tersebut. Tetapi kali ini, akan dijelaskan pengertian hasil di dalam struktur artikel ilmiah secara terpisah dari pembahasan. Di dalam penelitian ilmiah, hasil merupakan hasil dari uraian yang telah dilakukan dan dicantumkan di dalam artikel ilmiah. Hasilnya biasanya merupakan bagaimana proses pemecahan masalah dan bagaimana hasil dari penyelesaian masalah yang dilakukan di dalam penelitian tersebut. Hasil biasanya disajikan secara singkat, padat, dan jelas, dan biasanya juga dibantu oleh data pendukung misalnya foto, video, diagram, tabel, grafik, dan lain sebagainya. Di dalam hasil juga memuat mengenai hasil analisis data, yang mana bukan merupakan data mentah atau analisis dari ragam dan proses yang tidak disajikan. 8. Pembahasan Sementara itu, pengertian dari struktur artikel ilmiah yaitu pembahasan merupakan terusan dari hasil yang mana menjelaskan bagaimana hasil yang diperoleh di dalam artikel ilmiah tersebut. Ketika sudah terdapat hasil, maka penulis juga harus memberikan pembahasan secara ilmiah berdasarkan dengan rujukan atau referensi tertentu. Hal ini akan memperjelas hasil yang dikemukakan di dalam artikel ilmiah yang sudah dipecahkan dan kemudian digunakan kembali untuk membandingkan dengan berbagai hasil penelitian yang relevan. Selain itu, pembahasan juga memiliki tujuan untuk menjawab berbagai masalah penelitian atau dapat menunjukkan bagaimana tujuan yang sesuai dengan permasalahan pada penelitian. Di dalam pembahasan, biasanya memuat mengenai bagaimana penafsiran terhadap berbagai temuan pada penelitian, hasil interogasi pada temuan dengan berbagai kumpulan pengetahuan yang mapan, diskusi dengan penelitian lain penelitian terdahulu yang relevan, dan penyusunan teori atau modifikasi teori yang ada. 9. Simpulan Struktur selanjutnya yang terdapat di dalam artikel ilmiah adalah bagian simpulan. Di bagian simpulan ini biasanya juga memuat permintaan saran yang disampaikan oleh penulis kepada pembaca. Simpulan berisi mengenai pernyataan yang singkat dan akurat yang merupakan hasil dari pembahasan, bukan dari hasil penelitian yang didapat ulang. Di dalam simpulan juga terdapat pembuktian singkat mengenai kebenaran hipotesis untuk menjawab berbagai permasalahan di dalam penelitian yang sudah ditentukan. Sementara itu, saran yang terdapat di dalam penelitian bertujuan agar peneliti mendapat masukan atau saran yang kaitannya dengan penelitian yang berguna untuk para peneliti selanjutnya atau penelitian selanjutnya. 10. Daftar Pustaka Terakhir adalah daftar pustaka. Di dalam artikel ilmiah, pasti memiliki rujukan atau referensi yang berasal dari jurnal atau penelitian terdahulu dan lain sebagainya. Nah bagian daftar pustaka ini merupakan daftar dari berbagai rujukan atau referensi yang kemudian digunakan di dalam artikel ilmiah tersebut. Berbagai referensi yang digunakan harus ditulis secara lengkap di bagian daftar pustaka dan sesuai dengan acuan yang sudah disebut di dalam batang tubuh. Daftar pustaka ini disusun harus sesuai aturan atau sistematika yang mana ditulis berdasarkan abjad. Akan tetapi, biasanya beberapa instansi memiliki gaya selingkung masing-masing mengenai aturan penulisan. Artikel Terkait 17 Contoh Penutup Makalah, Laporan, Jurnal, dan Skripsi Cara Menulis Abstrak Karya Ilmiah, Skripsi, dan Paper 7 Contoh Simpulan Karya Ilmiah, Jurnal, Laporan, dan Skripsi 3 Anatomi Menulis Abstrak Karya Ilmiah Manfaat Membuat Buku Karya Ilmiah
Sama dengan otak, sumsum tulang belakang juga merupakan bagian dari susunan saraf pusat. Sumsum tulang belakang langsung terhubung ke otak melalui batang otak dan kemudian mengalir sepanjang ruas tulang belakang. Saraf tulang belakang berperan dalam aktivitas sehari-hari dengan mengirimkan sinyal dari otak ke bagian lain dari tubuh dan memerintahkan otot untuk bergerak. Selain itu, sumsum tulang belakang juga menerima masukan sensorik dari tubuh, memprosesnya, dan mengirimkan informasi tersebut ke otak. 3. Sel saraf atau neuron bagian tang tak kalah penting dari anatomi sistem saraf adalah sel saraf itu sendiri atau disebut neuron. Fungsi sel saraf atau neuron adalah menghantarkan implus saraf. Berdasarkan fungsinya, neuron terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu neuron sensorik yang membawa pesan ke saraf pusat, neuron motorik yang membawa pesan dari saraf pusat, serta interneuron yang menghantarkan pesan di antara neuron sensorik dan motorik di saraf pusat. Setiap neuron atau sel saraf tersebut terdiri dari tiga bagian atau struktur dasar. Anatomi neuron tersebut, yaitu Badan sel, yang memiliki inti. Dendrit, yang berbentuk seperti cabang dan berfungsi menerima situmulus dan membawa impuls ke badan sel. Akson, yaitu bagian dari sel saraf yang membawa impuls keluar dari badan sel. Akson umumnya dikelilingi oleh mielin, yaitu lapisan padat berlemak yang melindungi saraf dan membantu pesan untuk keluar. Pada saraf tepi, mielin ini diproduksi oleh sel Schwann. Sel-sel saraf ini dapat ditemukan di seluruh tubuh dan berkomunikasi satu sama lain untuk menghasilkan respons dan tindakan fisik. Dilansir dari National Institues of Health, diperkirakan terdapat sekitar 100 miliar neuron di otak. Sel saraf ini termasuk dengan 12 pasang saraf kranial, 31 pasang saraf tulang belakang, dan di bagian lainnya. Fungsi sistem saraf Secara umum, sistem saraf pada manusia memiliki beberapa fungsi. Fungsi tersebut adalah Mengumpulkan informasi dari dalam dan luar tubuh fungsi sensorik. Mengirimkan informasi ke otak dan sumsum tulang belakang. Memproses informasi di otak dan sumsum tulang belakang fungsi integrasi. Mengirimkan informasi ke otot, kelenjar, dan organ sehingga dapat merespon dengan tepat fungsi motorik. Masing-masing struktur sistem saraf, yaitu saraf pusat dan tepi, menjalankan fungsi yang berbeda. Berikut adalah penjelasannya. Sistem saraf pusat Sistem saraf pusat, yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, memiliki fungsi untuk menerima informasi atau rangsangan dari semua bagian tubuh, kemudian mengontrol dan mengendalikan informasi tersebut untuk menghasilkan respons tubuh. Informasi atau rangsangan ini termasuk yang berkaitan dengan gerakan, seperti bicara atau berjalan, atau gerakan tak sadar, seperti berkedip dan bernapas. Ini juga termasuk bentuk informasi lainnya, seperti pikiran, persepsi, dan emosi manusia. Sistem saraf tepi Secara garis besar, fungsi saraf tepi adalah menghubungkan respon sistem saraf pusat ke organ tubuh dan bagian lainnya di tubuh Anda. Saraf ini meluas dari saraf pusat ke area terluar tubuh sebagai jalur penerimaan dan pengiriman rangsangan dari dan ke otak. Masing-masing susunan saraf tepi, yaitu somatik dan otonom, memiliki fungsi yang berbeda. Berikut adalah penjelasan mengenai fungsi dari bagian-bagian sistem saraf tepi Sistem saraf somatik Sistem saraf somatik bekerja dengan mengontrol semua hal yang Anda sadari dan secara sadar memengaruhi respon tubuh, seperti menggerakkan lengan, kaki, dan bagian tubuh lainnya. Fungsi saraf ini menyampaikan informasi sensorik dari kulit, organ indera, atau otot ke sistem saraf pusat. Selain itu, saraf somatik juga membawa respons keluar dari otak untuk menghasilkan respon berupa gerakan. Sebagai contoha, saat menyentuh termos panas, saraf sensorik membawa informasi ke otak bahwa ini adalah sensasi panas. Setelah itu, saraf motorik membawa informasi dari otak ke tangan untuk segera menghindar dengan menggerakkan, melepas, atau menarik tangan dari termos panas tersebut. Keseluruhan proses ini terjadi kurang lebih dalam waktu satu detik. Sistem saraf otonom Sebaliknya, sistem saraf otonom mengontrol aktivitas yang Anda lakukan secara tak sadar atau tanpa perlu memikirkannya. Sistem ini terus menerus aktif untuk mengatur berbagai aktivitas, seperti bernapas, detak jantung, dan proses metabolisme tubuh. Ada dua bagian dari saraf ini 1. Sistem simpatik Sistem ini mengatur respons perlawanan dari dalam tubuh ketika ada ancaman pada diri Anda. Sistem ini juga mempersiapkan tubuh untuk mengeluarkan energi dan menghadapi potensi ancaman di lingkungan. Misalnya, ketika Anda sedang cemas atau takut, saraf simpatik akan memicu respons dengan mempercepat detak jantung, meningkatkan laju pernapasan, meningkatkan aliran darah ke otot, mengaktifkan kelenjar produksi keringat, dan melebarkan pupil mata. Ini dapat membuat tubuh merespons dengan cepat dalam situasi gawat darurat. 2. Sistem parasimpatik Sistem ini gunanya menjaga fungsi tubuh normal setelah ada sesuatu yang mengancam diri Anda. Setelah ancaman berlalu, sistem ini akan memperlambat detak jantung, memperlambat pernapasan, mengurangi aliran darah ke otot, dan menyempitkan pupil mata. Ini memungkinkan kita untuk mengembalikan tubuh ke kondisi normal. Penyakit sistem saraf Berbagai penyakit atau gangguan saraf Ada beberapa gangguan atau penyakit yang mungkin terjadi hingga mengganggu fungsi vital dari sistem saraf pada manusia. Berikut adalah macam-macam penyakit saraf tersebut Alzheimer Penyakit Alzheimer adalah penyakit yang menyerang sel-sel otak dan neurotransmitter bahan kimia yang membawa pesan di antara sel-sel otak. Penyakit ini memengaruhi fungsi otak, memengaruhi ingatan Anda, dan cara Anda berperilaku. Parkinson Penyakit Parkinson adalah gangguan yang terjadi ketika sel-sel saraf tidak menghasilkan cukup dopamin, yaitu bahan kimia yang sangat penting untuk kelancaran kontrol otot dan gerakan. Multiple sclerosis Multiple sclerosis adalah penyakit kronis yang memengaruhi saraf pusat. Kondisi ini ditandai dengan adanya kerusakan pada selubung pelindung mielin yang mengelilingi serabut saraf di otak dan sumsum tulang belakang. Bell’s palsy Bell’s palsy adalah kondisi lemah atau lumpuh tiba-tiba pada satu sisi wajah. Ini disebabkan karena adanya saraf di wajah Anda yang meradang. Biasanya kondisi ini hanya sementara dan bisa pulih dalam jangka waktu tertentu. Epilepsi Epilepsi adalah kondisi yang ditandai dengan kejang yang berulang atau kambuhan. Kondisi ini dapat terjadi karena adanya gangguan aktivitas listrik di otak. Meningitis Meningitis merupakan salah satu penyakit infeksi saraf yang menyebabkan selaput di sekitar otak dan sumsum tulang belakang meninges mengalami radang. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri. Ensefalitis Ensefalitis merupakan penyakit infeksi yang ditandai dengan munculnya peradangan pada jaringan otak. Sama seperti meningitis, penyakit ini juga disebabkan oleh infeksi virus. Tumor otak Tumor otak adalah gumpalan sel abnormal yang tumbuh di otak. Gumpalan ini bisa jinak, tetapi bisa juga ganas atau kanker otak. Kondisi ini bisa merusak otak Anda dan tidak dapat menjalankan fungsi normalnya. Cedera otak dan tulang belakang cedera otak adalah cedera terkait otak yang memengaruhi seseorang secara fisik, emosional, dan sikap. Ada dua bentuk cedera yang mungkin terjadi, yaitu cedera traumatik dan nontraumatik. Adapun stroke merupakan salah satu bentuk cedera nontraumatik yang mungkin terjadi. Serupa dengan cedera otak, cedera tulang belakang adalah kerusakan pada sumsum tulang belakang hingga menyebabkan hilangnya fungsi, perasaan, dan mobilitas tubuh. Cedera ini paling sering disebabkan oleh trauma. Ciri-ciri atau gejala penyakit saraf Kerusakan saraf akibat gangguan atau penyakit tertentu menyebabkan bekas luka atau lesi di sistem saraf Anda. Ini berarti neuron Anda sudah tidak dapat lagi mengirim sinyal ke seluruh tubuh Anda dengan benar. Adapun kondisi ini dapat menimbulkan berbagai gejala atau ciri-ciri, yaitu Sakit kepala. Penglihatan buram. Kelelahan. Mati rasa atau kesemutan. Bagian tubuh tertentu bergetar atau tremor. Hilang ingatan. Kehilangan koordinasi tubuh. Hilang kekuatan atau melemahnya otot atrofi otot . Masalah emosional. Perubahan perilaku. Kejang. cadel.
NilaiJawabanSoal/Petunjuk TASMANIA Negara bagian di Australia INTRA Bagian dalam IOWA Negara bagian di Amerika Serikat UTAH Negara bagian Amerika Serikat dengan ibu kota Salt Lake City OHIO Sebuah negara bagian Amerika Serikat PAHANG Negara bagian di Malaysia POJOKAN Bagian yang di sudut SUBBAGIAN Di bawah bagian; seksi EKOR Bagian tubuh binatang yang paling belakang ADEN Teluk di Timur Tengah IRIS Bagian dari mata AKAR Bagian dari tanaman TANDUK Terletak di bagian kepala kerbau MALUKU Salah Satu Provinsi Di Indonesia IDAHO Negara bagian di Amerika Serikat GABON Negara di Afrika yang tanggal hari kemerdekaannya sama dengan Indonesia JAKUN Yang Ada Di Leher Pria PAHA Bagian tubuh ayam yang sering dikonsumsi SAMPUL Bagian depan buku KEPALA Bagian tubuh yang sering pusing BATANG Bagian dari pohon LUAR Hamil di ... nikah sebaiknya jangan sampai terjadi DAGU Bagian muka di bawah mulut DAHI Bagian tubuh orang yang jenong HONGKONG Kota yang terletak di bagian tenggara Tiongkok
bagian yang tidak di dalam